Jumat, 05 Juni 2009

Sajak: perempuan malang


Perempuan malang yang merindu bulan di bibir alam, saat kukukuku malam membuka cakarnya lalu mencabikcabik pelataran hatinya, sampai haru pun bertamu di jantung senyap, megapmegap menahan sesak, isak, lantak sekarat di hujan lebat
Sesekali matanya bertandang pada langit kelam, meratapi bulan yang sendiri tanpa cahaya bintang, lalu kembali meringkuk pada temaram sunyi, melebur rima perih di gemeretak nadi
Duhai perempuan dengan setanggung nyeri, menangislah.. Menangislah di punggung bulan yang sekarat serupa hatimu yang ditinggal lelakimu sepekan lalu, diantara kerudung hitam yang datang bertamu berkabung di berandamu, menuai segala laku dari mulutmulut yang tak lembut

Duhai perempuan malang beranak satu, usah dengar lafadz lagu tak bernada, tuliskan saja. tulis sajak tentang airmata lalu kalungkan do'a do'a dari hatimu yang menggenggam pilu untuk lelakimu yang pergi karena di mamah peluru!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar